KENAPA MEMILIH JURUSAN RADIOLOGI?

Assalamualaikum everyoneeee!

udah bosen kayaknya yaa setiap liat postingan aku selalu minta maaf  karena jarang update blog ku heheu. kali ini aku gak minta maaf deeeh :p

berhubung lagi searching-searching scholarship alias beasiswa dan lagi googling apa-apa aja yang berhubungan dengan kelanjutan studi ku. tiba-tiba aku kepikiran buat ngejelasin kenapa aku memilih menjadi seorang Radiografer dan juga kenapa mengambil jurusan perkuliahan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi alias orang awam menyebutnya jurusan Radiologi? eng ing eng.........................

Berawal dari pertengahan 2009, sewaktu lagi hectic-hectic nya prepare buat persiapan Ujian masuk perguruan tinggi negeri ini dan itu. sebenernya aku sudah cukup aman karena sudah terdaftar menjadi calon mahasiswa baru di Institut Pertanian Bogor jurusan managemen agri bisnis melalui jalur prestasi atau pada saat itu dikenal dengan istilah PMDK/PMDP (biasa nya jalur prestasi pendaftaran nya memang di buka jauh lebih awal di bandingkan Ujian-Ujian Saringan masuk PTN secara umum). 

karena saya sangat terobsesi dengan Oil company dan sejenisnya, jadilah cita-cita saya pada saat itu semoga bisa di terima sebagai mahasiswa jurusan yang berbau TEKNIK yang berhubungan dengan pertambangan, jurusan yang saya pilih untuk ujian saringan masuk mulai dari Teknik Metalurgi, Teknik Kimia, Teknik Fisika dan gak tanggung-tanggung semua nya di UI. Alhamdulillah dari semua Ujian Saringan masuk di UI gak ada satupun jurusan yang saya sebutkan di atas lolos huhu. ya mungkin gak lolos karena belum rezeki hehe. mungkin memang takdir nya begitu (nyenengin diri sendiri) :p.

karena saya tidak lolos menjadi mahasiswa teknik di ujian masuk UI, akhirnya saya mengambil keputusan untuk menjadi calon mahasiswa di IPB. pada saat itu sedih sekali saya gak coba ITB karena bapak saya kekeuh tidak memperbolehkan saya kuliah di luar jakarta dan beliau agak khawatir dengan Bandung (entah apa yang di fikirkan beliau, mungkin karena alasan saya anak bungsu nya). sebagai anak yang selalu berusaha utuk berbakti sebaik mungkin, saya hanya bisa menuruti dan mematuhi apa yang orang tua anjurkan. bagi Bapak mengizinkan saya untuk memilih  IPB pun sebenar-benarnya beliau berat hati.

sewaktu sedang pemberkasan untuk melengkapi persyaratan calon mahasiswa baru di IPB, ternyata ada satu syarat yang cukup membuat bapak saya berat. yaitu sebagai mahasiswa baru IPB mewajibkan mahasiswa nya satu tahun pertama untuk tinggal di Asrama. yaaaa nama nya juga dari awal orang tua udah kurang sreg ada aja yaaa kendala nya! 


sebagai anak bungsu, bisa di bilang saya memang yang paling dekat dengan bapak dan ibu. yaaa mungkin bapak belum siap melihat saya jauh dari mereka. karena kakak-kakak juga sudah menikah, mungkin orang tua saya takut kesepian. hehehe

Qadarullah............ saya lupa tepat nya berapa lama sebelum saya masuk menjadi mahasiswa IPB. tiba-tiba kakak saya yang lulusan Bea dan Cukai STAN baru saja mendapatkan SK penempatan dinas dan kakak saya di tugas dinas kan di Bima, Nusa Tenggara Barat untuk waktu yang belum bisa tentukan berapa lama nya. tambah drop lah bapak saya mendengar kabar itu. oh iya kami itu empat bersaudara, kakak pertama dan kedua sudah menikah. sisa nya tinggal saya dan kakak laki-laki yang lulusan STAN itu. akhirnya setelah di bicarakan, saya lah yang harus mengalah untuk tetap stay di jakarta menemani bapak ibu dan saya harus mengurungkan niat saya untuk menjadi mahasiswa di IPB.

lagi-lagi karena saya hanya ingin menjadi anak yang berbakti (terserah kalo ada yang suudzon) hehehe. saya akhirnya mengikhlaskan keputusan itu. lagi-lagi saya harus mengurus dari awal dan mencari perguruan tinggi di jakarta. Alhamdulillah nya guru BP saya sewaktu SMA selalu memberikan informasi-informasi dan mengarahkan murid-muridnya sampai benar-benar mendapatkan PTN yang sesuai dengan harapan. Akhirnya jatuh lah pilihan saya di kampus tercinta POLTEKKES KEMENKES JAKARTA. 


awalnya buat saya agak asing di telinga nama kampus ini, ternyata kampus ini di bawah Departemen Kesehatan dan beberapa tahun sebelumnya lulusan nya langsung ikatan dinas dengan DEPKES gak tau apa yang menyebabkan sekarang sudah gak ikatan dinas lagi. di kampus ini ada tujuh jurusan dan saya sepakat dengan orang tua untuk memilih jurusan D3 Radiologi. Alhamdulillah nya lagi-lagi saya bisa masuk PTN ini melalu jalur prestasi alias PMDK, jadi gak perlu melewati tes-tes lagi karena gak di pungkiri sempet kecewa dengan keputusan orangtua jadi agak males untuk ikutin berbagai macam tes (manusiawi lah yaaaa :).... ).  banyak temen ku yang nanya, kenapa sih gal gak langsung S1 atau yang setara seperti D4? jadi di POLTEKKES ini pada waktu itu, kalo mau lanjut D4 harus mejalani studi D3 dulu, karena D4 itu sudah spesialiasi imaging alias sudah lebih spesifik lagi. 

Awal perkuliahan rasa-rasa nya mau keluar aja dari kampus pingin pindah, gak sanggup karena kebanyakan mata kuliah basic nya di dominasi sama bahasa latin dan inggris. kalo bahasa inggris masih di toleransi, naaaaaah bahasa latin? NYERAH! mama yang selalu kuatin saya buat tetap bertahan, sampai akhirnya Alhamdulillah saya bisa lulus. setelah lulus D3 saya langsung buru-buru mengurus persyaratan pendaftaran untuk lanjut D4. lagi-lagi takdir Allah berkata lain, RSPP menjadi rezeki saya. dan sampai sekarang saya menjadi Radiografer. gak pernah kebayang banget, cita-cita menjadi seorang engineer di perusahaan Oil and Gas harus terganti kan. tapi kembali lagi, yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik di mata Allah tetapi yang terbaik di mata Allah sudah pasti yang terbaik untuk kita. meskipun sebagai manusia biasa terkadang kita tidak bisa menerima Qadarullah.


Mungkin bagi sebagian orang (orang awam), radiologi hanya sebatas radiologi konvensional x-ray atau yang biasa di sebut dengan Rontgen. gak di pungkiri dulu saya juga mikirnya begitu kok.  padahal modalitas dari radiologi itu banyak sekali seperti CT Scan, MRI, Kedokteran Nuklir, PET Scan, Radioterapi, USG, dan masih banyak lagi radiologi intervensional yang lain. sebagai orang yang dulu sempet awam dengan dunia pe-radiologi-an, Alhamdulillah saya bersyukur dengan takdir yang Allah berikan untuk saya. bisa di bilang ilmu radiologi masih jarang sekali peminatnya, mungkin karena khawatir dengan bahaya "radiasi" ataupun kebanyakan orang tau nya kalo petugas kesehatan cuma sebatas dokter, perawat ataupun bidan saja. tapi setelah saya pelajari, saya malah bersyukur sekali Allah memberikan jalan kepada saya  menjadi seorang radiografer.



ya begitu lah kurang lebih nya perjalanan menjadi seorang radiografer.  semoga bermanfaat ya mentemen. sekarang aku mau lanjut gooling lagi, doakan semoga lancar ya niatan ku untuk lanjut kuliah, amin.





wassalam, with love








galih angel puspa mentari.